Refleksi Hari Ibu Bukan Sekedar Sungkem - REVORMER.COM
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
WPDealer 728x90

Refleksi Hari Ibu Bukan Sekedar Sungkem

Oleh : Ibu Sri Eko



Untuk mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hari ibu, bukanlah hari yang sebagai ulang tahun sosok seorang ibu.

Melainkan hari ibu yang selalu diperingati tersebut adalah hari-hari yang memiliki sejarah penting. Mengapa bangsa Indonesia memiliki hari ibu.

Adapun sejarahnya adalah sebagai berikut. Suatu hal yang perlu diketahui oleh kita semua bangsa Indonesia, bahwa pada tahun-tahun sebelum merdeka negara kita belum modern seperti sekarang ini.

Pada saat itu, kaum atau warga Indonesia masih hidup amat sangat sederhana dan pengetahuanpun masih sangat amat terbatas. Sehingga kehidupan pada saat itu,cenderung berjalan seadanya dan mengikuti waktu tanpa mempunyai inisiatif untuk berkembang.

Apalagi untuk meningkatkan kehidupannya. Masyarakat hidup pada saat itu hanya berfikir serta mengutamakan keselamatan diri dan keluarganya. Karena pada saat itu kehidupan masih dibawah kepemimpinan yang masih otoriter dan diskriminasi.

Pada saat itu benar-benar terdapat pemisahan antara kaum atas dan kaum bawah baik dalam pergaulan maupun pendidikan.

Apalagi kaum wanita yang tidak boleh keluar dari rumah dan bergerak membantu berjuang. Karena pada saat itu masih dalam cengkeraman penjajah. Masyarakat terbatas dalam bergaul, tidak bisa mengembangkan sayap kehidupan untuk kemajuan diri sendiri juga bangsanya.

Dalam hal ini keterbatasan yang amat sangat dirasakan dan dialami oleh kaum perempuan dan masyarakat kecil/ kaum bawah dalam bidang pergaulan serta pendidikan.

Pendidikan saat itu terbatas. Hanya sampai kelas 2 Sekolah Rakyat (SR), yang pada saat sekarang ini disebut Sekolah Dasar (SD). Pendidikan itu saja hanya diperbolehkan untuk kaum bangsawan dan laki-laki.

Kaum perempuan hanya boleh dirumah saja, tugas perempuan hanya di dapur, oleh sebab itu masyarakat pada saat itu dengan pengetahuan yang sangat terbatas menjadi sangat minim untuk mencapai kemajuan.

Maka dari itu dengan hal seperti diatas, bangkitlah kaum perempuan untuk bersama-sama saling sepakat agar bisa bergerak untuk berjuang melawan penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan.

Hal inilah yang sebagai latar belakang agar kaum perempuan bisa bangkit dan bergerak untuk mengeluarkan apresiasinya demi terwujudnya cita-cita kaum perempuan agar bisa merubah nasib kaum perempuan Indonesia.

Maka bangkitlah kaum perempuan dengan cara berkumpul untuk membahas kemajuan para perempuan di Indonesia. Yang menguatkan untuk mengadakan pertemuan demi kemajuan para kaum perempuan di Indonesia.

Sejarah inilah yang menguatkan untuk mengadakan pertemuan demi kemajuan kaum perempuan di Indonesia yang diadakan pada tanggal 22 Desember adalah hari yang selalu diperingati oleh semua instansi dan pendidikan-pendidikan/ sekolah-sekolah, dengan melaksanakan upacara.


“HARI IBU adalah NILAI SEJARAH PERJUANGANNYA yg amat tinggi dan yang perlu selalu untuk diingat adalah JASA PERJUANGANNYA. Untuk itu marilah kita sembari doakan arwah beliau- beliau pejuang wanita dan semua para pejuang kemerdekaan RI"

Bahkan juga mengadakan perayaan –perayaan/resepsi, dan dengan berbagai macam kegiatan-kegiatan seperti beraneka ragam jenis lomba-lomba. Karena pada tanggal 22 Desember merupakan tanggal yang bersejarah khususnya bagi kaum perempuan di seluruh Indonesia.
Jika kita mau mengingat kembali. Kita mau mengenang kembali. Kita mau mencari informasi-informasi.

Apa sebenarnya tanggal 22 Desember itu?
Marilah kita tengok kembali sejenak. Marilah kita mengingat sejenak “PERISTIWA” YANG TERJADI, SEHINGGA TANGGAL 22 DESEMBER SELALU KITA PERINGATI SEBAGAI HARI IBU.
Karena, tanggal 22 Desember itu terdapat peristiwa sejarah yang sangat amat penting bagi bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan.

Adapun yang melatarbelakangi 22 Desember sebagai hari ibu adalah KAUM PEREMPUAN Indonesia yang terbentuk organisasi Kongres 1 di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928 bertempat di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Jalan Adi Sucipto yang dihadiri oleh 30 organisasi perempuan dari Jawa dan Sumatra

Tujuan Kongres 1 tersebut adalah “menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan di Indonesia”. Antara lain perbaikan gizi, kesehatan ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan-perempuan dan sebagainya. Itu sebenarnya hari ibu di Indonesia.

Karena itu, di tahun 2019 ini, di awal ini, semangat hari ibu harus terus muncul dibenak setiap orang. Sebab sudah sebagian besar warga Indonesia harus melakukan sikap baktinya terhadap ibu. Padahal taat, berbakti, saying cinta, dan penuh perhatian terhadap ibu mestinya setiap waktu dan sepanjang masa.

Sikap tersebut dilakukan dengan penuh bakti juga dilakukan kepada kedua orang tua karena berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban.
Semoga dengan adanya hari ibu yang tertanggal 22 Desember 2019 ini akan membawa kemajuan bagi ibu-ibu Indonesia baik dalam membina keluarga maupun berperan serta dalam masyarakat demi kemajuan bangsa Indonesia.

Penulis :
Ibu Sri Eko adalah pensiunan PNS Penilik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kebasen.

Posting Komentar untuk "Refleksi Hari Ibu Bukan Sekedar Sungkem"