Toples Makan Nangka - REVORMER.COM
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
WPDealer 728x90

Toples Makan Nangka



Ditulis oleh Henny Puspitasari



“Plon, kata Denok pantunnya kemarin jelek.”

“Jelek gimana?”

“Katanya sederhana banget. Nggak ada rasanya apa gimana gitu.”

Daplon ingat pantun yang kemarin diajarkannya pada Daplun.

Ada itik
Di bawah kayu
Denok cantik
I lop you

“Ya sudah, nanti aku bikinkan pantun yang lebih bagus. Dijamin si Denok suka.”

--oo—

Daplon mikir pantun seperti apa yang disukai Denok. Tiga haru yang lalu Daplun curhat padanya. Dia mengungkapkan cintanya pada Denok. Ternyata Denok tidak suka dengan cara Daplun menyatakan cintanya. Denok ingin Daplun menyatakan cintanya dengan pantun. Namun Daplun tidak bisa membuat pantun. Untungnya dia punya saudara kembar yang jago main pantun, Daplon.

--oo—

Malamnya, berbekal pantun dari Daplon, Daplun datang ke rumah Denok.

“Kali ini kamu pasti suka pantunku, Nok.”

“Coba saja.”

“Ada Menara Pissa di kota Roma. Ada buah kiwi di Selandia Baru. Engkau indah laksana ribuan purnama. Membuat wajahmu tak lekang dari ingatanku.

Denok terdiam mendengar pantun itu. Daplun cengar-cengir, dia yakin Denok suka pantunnya.

--oo--

“Ribet, Kang.”

“Ribet gimana?”

“Aku nggak ngerti maksud pantunnya. Bahasanya sulit dimengerti. Terus itu ada Menara Pissa segala dibawa-bawa.”

Daplun menepuk keningnya.

“Terus kamu maunya pantun yang gimana?”

“Yang sederhana, indah, kata-katanya nggak sulit dan yang penting aku suka.”

--oo—

Daplun langsung menemui Daplon yang sedang dapat giliran ronda.

“Oh … memang aneh di Denok itu.

“Please … bikinin lagi, Plon.”

“Ya sudah. Dengerin. Ada toples makan nangka. Yuk ah … kita ke KUA.”

Daplun bengong.

“Mana ada toples makan nangka, Plon.”

“Ya biarin suka-suka aku. Mumet aku mikirin pantun buat gebetanmu itu, ini salah itu salah!”


--oo—

Dengan ragu Daplun menemui Denok.

“Aku … aku punya pantun lagi buat kamu, Nok.”

“Awas kalau pantunnya aneh-aneh lagi.”

“Ada toples makan nangka. Yuk ah … kita ke KUA.”

Denok diam. Daplun dagdigdug.

--oo—

Tiba-tiba Denok tersenyum lebar.

“Itu Kang! Itu yang kumaksud! Aku Cuma butuh keseriusan Kang Daplun. Kalau langsung diajak nikah, aku mau banget, Kang. Kang Daplun cepetan lamar aku ke bapakku ya.”

Daplun bengong.

“Haduh malah bengong. Beneran mau nikahin aku nggak?”

“Ya … iya …beneran.”

Daplun masih tidak percaya. Tenyata toples makan nangka, membuat gadis pujaannya mau diajaknya nikah.





Tentang Penulis :
Henny Puspitasari adalah seorang penulis kelahiran Desa Kebasen,sekarang menetap di Desa Randegan Banyumas.Sejak kelas 4 SD sudah mulai aktif menulis
diberbagai majalah anak-anak semisal Bobo,Ceria,Belia,Gatot Kaca dan Gadis.
Beberapa tulisannya pernah dimuat di Majalah Umi pada tahun 2016.Saat ini aktif menjadi Penulis Skenario FTV dan Sinetron di Stasiun TV Nasional,antara lain RCTI,SCTV,MNC TV,GTV,Indosiar dan lain-lain.

2 komentar untuk "Toples Makan Nangka"

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you ,please subscribe this link https://aswajareformer98.blogspot.com

      Hapus

Silahkan Berkomentar yang Positif No Link dan SARA
Terima kasih